Republik Pelik
/1/
Mari
kita bicara tentang kegelisahanku, kawan:
ketika
devisa negara keluar satu Te tiap hari untuk impor minyak
dengan harga 80 dollar per
barrel1
dan
teror-teror media informasi tentang teroris dan kengerian ekonomi
meneror
membombardir
memaksa
kita untuk menelan mentah-mentah.
Pendidikan
dianggap remeh
kerusuhan,
kekerasan, dan mimpi-mimpi kemewahan dipertontonkan
suara-suara
sumbang berkedok agama yang hanya berkutat pada halal dan haram belaka
pertentangan
seni dan pornografi
kekhawatiran
tentang pengaruh internet, modernisasi, dan kemajuan teknologi
atau
tentang seniman yang mengeluh karena perutnya lapar.
Para petinggi pun hanya berpikir tentang balik
modal setelah usaha
perebutan kursi
(Oh,
mengapa mereka tidak menjadi pengusaha saja sehingga tidak perlu korupsi atau
bermain teater? Toh, pengusaha tidak jahat: membuka lapangan kerja untuk
pengangguran yang membludak, walaupun sekali-kali merusak alam dan lingkungan
tak mengapa: ada perusahaan asuransi atau negara yang akan menanggungnya. Haha.).
Percayalah,
selama terlalu banyak kepentingan dan wacana, kesejahteraan rakyat hanya mimpi
belaka.
/2/
Apa
kabar lumpur yang akan membelah pulau Jawa, yang konon sudah diramalkan sejak
zaman Jayabaya?
Berapa
tahun sudah perusahaan tambang asing bercokol di bumi nusantara dan tidak ada
yang berani menggubris lantaran tak ingin bernasib seperti Chili? Mereka hanya
menyisakan sedikit persentase laba dan selebihnya pencemaran alam.2
/3/
Aku
tidak sedang meracau
hanya
risau
sebab
suara parau
hanya
jadi desau.
/4/
Amboi!
Kunyalakan
televisi isinya hanya rentetan iklan pengharum ketiak dan shampoo ketombe
atau
rokok atau sabun.
Berita
yang baik adalah berita yang buruk.
Lihatlah
bagaimana berita itu dikemas sesuai pesanan.
Hanya
sedikit berita baik:
karya-karya
baru dan (beberapa) prestasi anak bangsa
jalan-jalan
dan
berita kuliner
selebihnya
berita-berita yang membuat kita memekik
bergidik:
tawuran
yang sudah tidak aneh dan turun temurun laksana seleksi alam
geng
motor yang katanya mencari jati diri lewat serangkaian aksi kriminal yang
mereka anggap keren, rebel, dan rock n roll
belum
lagi berita tentang dua kubu massa bayaran mempertahankan lahan
saling
memanah
saling
mengokang dan menodongkan senapan angin
atau
mengacungkan kelewang
mereka
tak sadar mereka hanya jadi pengalih isu semata.
Nasib
TKI yang tidak jelas di negara yang katanya Islami juga tak kalah miris
dan
lebih banyak lagi kabar miring yang tidak ditayangkan
sementara
aku hanya bisa pasrah mengikuti jalan cerita tayangan favorit nenekku: opera
sabun lokal dubbing-an yang sering
membuat geram, gemas, dan gatal.
/5/
Hari
ini tanggal 30 ya?
Ya!
Aku ingat ada apa.
Ingat
cerita seorang bintara tua di kompleks sebelah
tentang:
kudeta
pembantaian
para perwira
dan
janji-janji politik buat pendukung Sang Jumawa.
Cerita
tentang orang yang ditanya kiri atau kanan lalu ia jawab "Merdeka!"
tentang
orang-orang yang disangka merah lantas diseret ke tepi sungai
dan
disembelih begitu saja
dan
darahnya mengganti warna sungai menjadi merah:
merah
darah
merah
amarah
dari
orang-orang desa yang pasrah meregang nyawa tanpa tahu ada apa.
Zaman
aku sekolah, anak-anak sebuah STM merayakannya dengan minta telinga
barangkali
mereka terngiang-ngiang kehebatan film dokumenter tentang pendahulu mereka yang
berkata "Darah itu merah, Jenderal!"
lantas
mereka menghambur-hamburkan kucuran darah lawannya.
Sejarah
kelam
sejarah
yang bengkok
sejarah
berdarah yang ditulis oleh pemenang sejarah.
/6/
Sekarang
ini di mana-mana memang tidak ada yang gratis.
Di
tembok WC umum tertulis “Jangan lupa bayar sehabis pipis”.
Betapa
zaman semakin pelik
penyakit
jenisnya kian unik
rumah
sakit mahal kian mencekik
lantas
orang lari ke Ponari yang punya batu akik.
Mari
kita giatkan lagi program padat karya atau transmigrasi untuk mengatasi angka
pengangguran yang sudah merisaukan
sebab
lowongan kerja hanya terbuka bagi relasi.
Lagipula
banyak investor yang masih kurang yakin dengan situasi nasional yang
sebentar-sebentar
demo
sebentar-sebentar
kerusuhan
sebentar-sebentar
tragedi.
/7/
Sekolah
mahal.
Hanya
orang berduit yang bisa mengenyam pendidikan.
Anggaran
pendidikan yang sedikit membuat banyak anak bangsa tidak berkembang.
Sekolah roboh
Sekolah rusak
Sekolah mahal
Ayo sekolah, nak!
Bapak sudah terlanjur beli
buku-bukumu yang tidak gratis itu.
Bantuan khusus untuk
sekolah itu pun tidak banyak membantu.
Demikianlah
sebait sajak tukang ojek buat anaknya yang dibacanya di dalam batin.
Bersemangatlah
belajar karena di luar sana saudara-saudaramu tak bisa belajar sebab sekolahnya
disegel akibat sengketa lahan.
Bersemangatlah
belajar karena di luar sana saudara-saudaramu bersemangat menempuh perjalanan
jauh mendaki gunung membelah laut meniti titian Indiana Jones demi menuntut ilmu.
Bersemangatlah
belajar karena di luar sana tentara di tapal batas menjaga perbatasan sambil
mengajar karena sekolah setempat kekurangan guru.
/8/
Ya,
aku ingat!
Kita
begini lantaran pakar ekonom kita buka-bukaan bahwa neraca keuangan negara ini
diakal-akali sejak jaman orang-orang keenakan dengan harga-harga yang murah
selama puluhan tahun.3
/9/
Aku
di sudut kamar ini, sibuk memikirkan urusan negara:
bagaimana
bisa generasi sekarang dan di masa depan
sanggup
membayar hutang negara yang angkanya ribuan Te atau tak terbayang sudah.
Haruskah
pulau-pulau indah dijual satu demi satu?
/10/
Belum
lagi illegal logging yang korupnya lebih-lebih dari korupsi
orde diktator.
Bisnis
tilang-menilang yang sempat gencar pun bisa dipakai untuk beli mobil-mobil
baru: buat menangkap penjahat!
/11/
Premanisme
sejak zaman Kusni Kasdut, Joni Indo, sampai dengan Hercules dan John Kei
seolah-olah
polisi dan militer sempat kehilangan wibawa dengan aksi-aksi mereka.
Beberapa
oknum barangkali justru membekingi orang-orang semacam mereka dan bahkan lebih
pandai dan berbahaya.
Tapi
pengusaha pada masa 80-an tahu cara mengatasi premanisme yang mengganggu
jalannya usaha mereka melalui tangan dingin penguasa: kerahkan petrus!
Sikat
dan binasakan semua penjahat berkerah dekil!
Lantas
ramai-ramailah orang yang kuatir jadi target Operasi Clurit4 itu, menghapus rajah di
tubuh mereka, dengan kapur sirih dan sabun colek
sebab
tak ingin mayat mereka menghilang tanpa nama.
/12/
Lihatlah
bagaimana negara ini dikelabui: pabrik narkoba banyak berdiri
bandar
ecek-ecek di-dor di dengkul jika tak
punya uang tebusan 8 sampai 15 juta
bandar
kelas kakap bebas berkeliaran keluar-masuk lolos dari penangkapan seolah-olah
kebal hukum.5
Bisnis
narkoba, judi, dan pelacuran selalu menggiurkan.
Isu
anti perdagangan manusia cuma jadi kampanye angin lalu.
/13/
Bangsa
ini barangkali masih tengah mencari identitas
masih
terbuai oleh sejarahnya sendiri
terpukau
oleh gemerlap keindahan negara tetangga
dan
lebih suka hal yang berbau kebarat-baratan ketimbang
mendalami seni budaya bangsanya sendiri.
/14/
Generasi
muda bermimpi dan berlomba-lomba menjadi artis instan.
Lowongan
menjadi teknokrat dan inovator kalah pamor
seolah-olah
sudah kehabisan cita-cita.
Sarjana
pun bahkan beralih jadi tukang ayam.
Muda-mudi
gagal jadi bapak-ibu akibat perbuatan sendiri
membuang
janin alias aborsi jadi pilihan
sebab
tak ingin mencoreng muka keluarga atau berdalih tak mampu menafkahi
sementara
di luar sana ibu-ibu mandul kering air matanya berdoa kepada Tuhan minta
dikaruniai momongan.
Sindikat
penculik bayi pun bebas berkeliaran
keluar-masuk
rumah sakit menyamar menjadi petugas
demi
rupiah hasil menjual bayi.
/15/
Kita
tidak pernah tahu siapa tuan besar di balik pahlawan yang mengatasnamakan
memberantas kecurangan.
Kita
tidak pernah mau tahu sejarah dan tujuan ormas-ormas dibentuk.
/16/
Negeri
ini negeri mafia
Negeri
yang sudah kebanyakan mafia:
Mafia
peradilan
Mafia
pendidikan
Mafia
tes PTN
Mafia
pajak.
Negeri
ini negeri calo:
Calo
tes PNS
Calo
KTP
Calo
SIM
Calo
tanaman hias
Calo
tiket sepakbola
Calo
tiket kereta api
sampai
Calo
angkutan umum.
Sepertinya
negeri ini harus kembali ke sistem kerajaan
sebab
upeti yang disetorkan rakyat terang-terangan digelapkan.
Bayangkan
apa jadinya jika negeri ini negeri kerajaan dan raja murka?
Tentu
sang pelaku dipancung!
Tukang
tilep semakin menjadi saja:
mencuri
dana dari proyek kitab suci
mencuri
dana dari bank besar-besaran dan kasusnya disimpangsiurkan.
Pahlawan
baru dan pahlawan lama saling bersitegang
tak
malu diumpamakan sebagai cicak melawan buaya.
Bagaimana
dengan si Bapak dari Kota Apel yang berjalan kaki meraba-raba keadilan karena
anaknya tewas ditabrak mobil dinas?6
Sepertinya
petugas kita harus kembali seperti zaman dulu: cuma dimodali pentungan dan
sepeda onthel!
Bagaimana
dengan industri penerbangan kita?
Padahal
kita punya profesor yang disegani di dunia internasional.
Itulah
akibatnya jika duit onderdil pesawat diselewengkan.
Sama-sama
satu tuhan saling tuding mencap sesat
saling
bunuh saling bakar
saling
menghunuskan parang.
Pemuda
mau dekat dengan Tuhan jadi takut dianggap teroris
pemuda
mabuk-mabukan dibiarkan.
Sebagian
dari kita juga kerap lupa berterima kasih
kepada
intelijen yang menjaga kita
kepada
aparat yang membebaskan saudara kita yang jadi sandera di Somalia
kepada
aparat yang sering menangkap penjahat yang meresahkan
kepada
aparat yang memburu teroris.
Anda
pernah dengar kabar tentang siswa yang bunuh diri karena tak bisa bayar SPP?
Kegelisahan
nelayan atas kapal ikan asing yang menyerobot jatah mereka di perairan kita?
Pasar-pasar
tradisional yang kerap dibakar lantas disulap jadi mall-mall baru?
Atau
bisnis pengemis yang masih jadi favorit?
Jangan
pula lupa, zaman pelik pun telah melahirkan monster-monster: Sumanto, Robot
Gedek, Ryan Jombang.
/17/
Orang-orang
ramai-ramai membuka lahan sawit lantas memburu orangutan
sebelum
akhirnya ramai-ramai masuk rumah sakit jiwa lantaran harga sawit yang
sewaktu-waktu bisa anjlok-terjun bebas dan bikin
jantungan.7
/18/
Para
buruh menjerit minta dihapuskan sistem outsourcing
dan
kenaikan upah demi kehidupan yang lebih layak.
Investor
dan pengusaha dagdigdug mengamati
situasi yang bisa merugikan banyak pihak.
Jika
unjuk rasa lebih dikedepankan, siklus ekonomi yang didorong oleh produktivitas
tentu akan terhambat.
/19/
Berhati-hatilah
kaum hawa jika naik kendaraan umum, sebab para pemerkosa tengah mengintai
tak
hanya perawan ayu, bahkan mbok-mbok
tukang sayur pun mereka suka!
Ingatlah
bahwa penjara adalah neraka para pemerkosa
yang
penuh siksaan berat untuk fisik dan harga dirimu sebagai pria!
/20/
Lalu
bagaimana bangsa ini mengingat dan menghargai serangkaian aksi heroik yang
dilakukan para veteran kita dulu?
Mereka
bertempur di Malindo, Timor, Irian Barat, Aceh.
Ratusan
dari mereka dibantai di lahan terbuka dan tak pernah kembali pada keluarga.
Sayang,
Timor dilepas setelah sekian lama diperjuangkan.
/21/
Mari
kita buka lagi sejarah kelam bangsa ini:
Gestapu
DOM
Aceh
Petrus
Tanjung
Priok
Kerusuhan
98
Poso
Ambon
Sambas
Sampit
Tragedi
Semanggi
Siapa
pembunuh Munir yang setiap tahun selalu dipertanyakan?
Siapa
yang bertanggung jawab?
Para
korban kebanyakan sudah menyatu dengan alam: menjadi tanah, menjadi abu, menjadi
udara yang kita hirup, atau habis dimakan ikan.
/22/
Semua
makanan yang beredar mengandung racun.
Lantas
apa lagi yang bisa kita makan?
Sawah-sawah
lenyap satu per satu dari pedesaan
menjelma
mall, pabrik-pabrik, atau ruko.
Lantas
apa lagi yang bisa kita makan?
Mall yang berdiri di setiap
sisi kota
kian
merajalela.
Mall sebanyak itu, siapa yang
belanja?
Penduduknya
secara tidak sadar telah didikte untuk bermental konsumtif.
Para
pedagang kecil berteriak protes sebab lahan mereka kian menciutkan nyali
berdagang mereka
lantaran
supermarket yang bahkan rela buka 24
jam. 8
Di
mana lagi mereka harus berdagang?
Modal
yang mereka punya tak cukup untuk dipakai bersaing
dan
seolah menjawab doa di hati kecil mereka, para perampok mengambil kembali hak
yang telah terampas.
/23/
Terbuai
mimpi megah kota
akar
budayamu tercecer:
di
jalan-jalan setapak
di sawah-sawah
di gunung-gunung
di pinggiran kali
yang
airnya dulu
kau
reguk.
Tubuh
leluhur
terkubur
di antara:
alam
lestari
dan
simbol asing.
Semestinya
kau
berada di langit itu:
jauh
di atas batin-batin
yang
belum bebas.
Catatan
kaki:
1. Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, seusai menghadiri acara pelantikan pejabat
eselon II di lingkungan Kementerian ESDM, Senin (28/2) di Jakarta, menyatakan,
berdasarkan pengamatan terakhir, kecenderungan harga ICP sudah 111,36 dollar AS
per barrel, dan harga minyak Brent 112 dollar AS per barrel.
Padahal,
asumsi dasar harga minyak mentah produksi Indonesia di APBN 2011 sebesar 80
dollar AS. ”Sikap strategis pemerintah itu biasanya didasarkan pada rata-rata
12 bulan terakhir,” kata dia.
Dalam 12 bulan
terakhir, dari Maret 2010 sampai minggu terakhir Februari 2011, rata-rata harga
ICP sekitar 83,45 dollar AS per barrel. ”Artinya, kita tidak terlalu gugup.
Yang penting proaktif dan sistematis. Memang harga telah 112 dollar AS per
barrel, tetapi kecenderungan masih 83 dollar AS per barrel,” ujarnya.
Sumber: http://female.kompas.com/read/2011/03/01/03192935/harga.minyak.indonesia.di.atas.100.dollar.as.per.barrel.
2. 1971: Menyalahkan sistem
kapitalis atas kesulitan perekonomian, Pemerintahan Persatuan Populer Allende
(Popular Unity - Up) segera bergerak untuk mensosialisasikan perekonomian,
menasionalisasikan tambang-tambang tembaga milik negara yang dikontrol Amerika
Serikat, bisnis-bisnis lain yang dikontrol oleh negara asing dan
industri-industri, bank-bank dan perumahan-perumahan besar di pinggir kota.
Sumber: http://books.google.co.id/books?id=BpAIa1YhqLUC&pg=PA178&lpg=PA178&dq=kudeta+Chili+tambang&source=bl&ots=nesnZG2Yl8&sig=wP2pbv8K1HvBVAcXeUKbxiGczoE&hl=en&sa=X&ei=sWdwUKa3Ao7LrQfLs4HACA&ved=0CF4Q6AEwCA#v=onepage&q=kudeta%20Chili%20tambang&f=false
Pinochet
merupakan salah seorang arsitek Operasi Condor pada tahun 1975. Operasi
tersebut diikuti enam negara Amerika Latin dan dimaksudkan untuk menumpas
kelompok-kelompok oposisi di kawasan. Salah satu kejahatan Pinochet lainnya
pada era kediktatorannya adalah operasi Caravan of Death. Dalam operasi
tersebut, orang yang diduga mendukung pemerintahan Allande atau bersikap
anti-AS, hilang atau terbunuh. Selama 17 tahun berkuasa, Pinochet telah
melakukan berbagai tindak kejahatan dalam rangka memuluskan kepentingan AS.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan AS dengan sangat mudah mengeruk tambang
tembaga di Chili. Sumber: http://referensiurangsubang.blogspot.com/2009/05/kudeta-di-chili.html
3. Mantan Menko Perekonomian
Kwik Kian Gie mengatakan pemerintah bakal sulit menyelesaikan jumlah utang
Indonesia yang sudah menembus Rp 1.800 triliun. Menurutnya utang-utang ini
penipuan luar biasa. Kenapa?
"Sudah sejak 30 tahun yang lalu saya sudah menulis banyak (soal utang). Contohnya lebih besar pasak dari tiang. Ini menjadi penipuan yang luar biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi pemasukkan pembangunan dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu," kata Kwik.
Hal ini disampaikan Kwik usai sebuah dialog ekonomi di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Dikatakan Kwik, jumlah utang pemerintah yang tembus Rp 1.800 triliun ini sudah sangat membahayakan dan sulit dicarikan solusinya.
"Sudah sejak 30 tahun yang lalu saya sudah menulis banyak (soal utang). Contohnya lebih besar pasak dari tiang. Ini menjadi penipuan yang luar biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi pemasukkan pembangunan dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu," kata Kwik.
Hal ini disampaikan Kwik usai sebuah dialog ekonomi di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Dikatakan Kwik, jumlah utang pemerintah yang tembus Rp 1.800 triliun ini sudah sangat membahayakan dan sulit dicarikan solusinya.
Sumber: http://finance.detik.com/read/2012/02/21/143351/1847854/4/kwik-kian-gie-utang-indonesia-rp-1800-triliun-hasil-nipu
4. Penembakan misterius atau
sering disingkat Petrus (operasi clurit) adalah suatu operasi rahasia dari
Pemerintahan Suharto pada tahun 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan
yang begitu tinggi pada saat itu. Operasi ini secara umum adalah operasi
penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan dan ketentraman masyarakat khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah.
Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah
"petrus", penembak misterius. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Penembakan_misterius
5. Pemberian grasi Presiden
SBY kepada sejumlah gembong narkoba menenggak kontroversi. (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/10/13/mbu1gg-grasi-presiden-kepada-gembong-narkoba-berbahaya)
Publik
dihebohkan pemberian grasi Presiden SBY kepada terpidana narkotika dan
obat-obatan terlarang (narkoba). Pemberian grasi yang merupakan hak prerogratif
presiden itu memancing beragam pertanyaan dan spekulasi. Publik terkejut dengan
obral grasi ini.
(http://nasional.inilah.com/read/detail/1915545/grasi-istana-bikin-gembong-narkoba-bersorak)
6. Menuntut keadilan atas
anaknya yang tewas ditabrak seorang anggota kepolisian, seorang bapak berjalan
kaki dari kampung halamannya di Malang, Jawa Timur, menuju Istana Negara guna
mengembalikan uang Rp25 juta yang dianggapnya sebagai uang tutup mulut atas
meninggalnya sang anak. Sumber: http://www.poskotanews.com/2012/03/19/jalan-kaki-dari-malang-demi-keadilan/
7. Anjloknya harga tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit tak sekedar memukul ekonomi masyarakat, namun
banyak orang terguncang jiwanya, akibat memburuknya ekonomi keluarga. Bahkan
seorang istri pengusaha pupuk sawit yang tak sanggup menjalani takdir buruk
atas ekonomi keluarganya gelap hati dan akhirnya nekad mengakhiri hidup dengan
cara paling tragis: membakar diri sendiri!
Sumber: http://www.riauterkini.com/usaha.php?arr=21640
8. Dengan hadirnya minimarket
dan Supermarket di kota-kota besar di Indonesia, Sekjen Assosiasi pedagang
se-indonesia, Ngadiran mengatakan ini salah satu sikap pemerintah yang
memarginalkan para pedagang pasar tradisional. Sumber: http://id.berita.yahoo.com/minimarket-rayapnya-warung-dan-pasar-tradisional-033612733--finance.html
Erry Indra.
Alumnus Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran. Lahir di Tangerang, kini
tinggal di Bandung.
*Berusaha diikutsertakan ke Lomba Menulis Puisi Esai yang diselenggarakan oleh Denny JA.